Surat Kecil Untuk Tuhan
bagaimana anda hidup lebih lama lagi?
ini adalah sebuah kisah nyata yang
terjadi pada seorang anak bernama gitta sassa wanda cantika mantan artis cilik
era tahun 1998an.. gadis cilik berusia 13 tahun yang divonis mengalami kanker
ganas yang nyaris membuat wajahnya menjadi tampak seperti monster. dokter
mengvonis gitta akan mati dalam waktu 5 hari bila tidak melakukan operasi. tapi
orang tuanya tidak tega buat melihat separuh
wajah dari putrinya harus hilang karena
operasi. dan terlebih gitta seorang gadis bagaimana
dia menatap masa depannya.
kasus kanker ganas tersebut baru pertama
kali terjadi di Indonesia. dan menjadi perdebatan
karena kanker tersebut biasa hanya terjadi
pada orang tua. tuhan memang maha adil dengan segala upaya akhirnya orang tua
si anak mendapatkan kesempatan untuk sembuh setelah
bertahan selama 6 bulan melalui kemotrapi
yang bisa kalian bayangkan bertapa menyakitkan sebuah kemotrapi yang terjadi
satu kali bisa membuat rontok semua helai rambut di tubuh.
dan itu terjadi sebanyak 25 kali pada
seorang gadis kecil itu sembuh.
ketika semua orang bersuka cita pada
kesembuhan gitta. rupanya kesempatan sembuh itu hanya sebuah kesempatan. kanker
itu datang kembali dengan menjadi lebih ganas. gitta pun pasrah melewatkan
hidupnya dengan kanker yang semakin mengganas wajahnya hingga menyentuh paru
parunya. hebatnya dari gadis ini. ia nekad ingin sekolah dengan keadaan seperti
ini. hinaan bahkan cacian dari orang orang yang melihatnya tidak ia pedulikan.
yang paling menyedihkan adalah. ketika ujian kenaikan kelas disaat ujian
tangannya tak mampu lagi bergerak hingga hidungnya mimisan ia masih ingin terus
ujian dan lulus naik kelas. tekadnya begitu hebat sampai sampai ibu megawati
memberikan penghargaaan khusus padanya sebagai siswa teladan.
tapi inilah kehidupan. Tuhan punya rencana
lain padanya. dan akhirnya ia harus pergi setelah 3 tahun mendekap dengan
kanker ganas tersebut, bayangkan hidup dengan kanker ganas selama 3 tahun tanpa
pernah mengeluh bahkan ia selalu tegar. hingga Tuhan menjemputnya.











0 comments:
Post a Comment